JAKARTA UNDERCOVER 1


Mendung sedang bergayut di langit Jakarta. Di kafe Alessandro Nannini, Plaza Senayan, sekitar jam lima sore, kami berdebat seru ihwal kehidupan seks laki-laki. Kami duduk berlima sambil menikmati hangatnya secangkir cappuccino.
Tiga orang pria dan dua orang wanita. Yang pertama Leo, kemudian Johan, Lusi, Gita dan saya sendiri. Leo, 34 tahun, teman saya yang bekerja sebagai product manager di sebuah perusahaan handphone terkenal, sependapat dengan Johan, art director sebuah perusahaan advertising, kalau hampir kebanyakan laki-laki, pasti suka 'jajan', paling tidak, pernah berhubungan dengan wanita lain, one nite standi Lucunya, Lusi, yang seharihari bekerja di satu rumah produksi ternama, balik menimpali, tidak hanya laki-laki yang doyan one nite stand, banyak juga kaum wanita yang menganut paham sex just for fun.
Jangan heran, kalau di sebuah kafe, pub atau diskotik, usai tamu pria-wanita bertemu di bar, lantas minum bersama, ajojing di lantai disko dan sesudahnya, berlanjut menjadi kencan semalam. Ada yang sematamata just for fun, azas kebutuhan, atau yang penting happy, ada juga yang melewati tahapan transaksi layaknya penjual dan pembeli.
Bagi komunitas kafe, budaya seperti itu sudah bukan rahasia lagi, bahkan menjadi perilaku yang sangat biasa. Budaya pop dan kehidupan metropolis lengkap dengan tetek bengek pengaruhnya, telah melahirkan iklim seksual yang makin hari makin menggila. Jangan kaget, kalau kini banyak wanita lajang yang menganggap one nite stand sebagai satu hal yang tidak aneh lagi, malah biasa, dan ada yang menganggapnya sebagai satu tradisi seharihari.
Meski kini seperti tak ada jarak perilaku seks antara pria dan wanita, tapi kalau diamati selalu ada perbedaan sikap dalam casual sex-nya. Secara historis laki-laki merasa lebih bisa menikmati tahapan seks demi seks itu sendiri. Sikap itu memang tidak selalu bisa dipahami, tapi paling tidak bisa diterima.
Seks anonim —baik dalam bentuk pertunjukan seks atau seks prostitusi, dianggap menjadi part of life laki-laki. Makanya, tak heran kalau laki-laki tak jauh dari hooker, whore atau wanita pekerja seks profesional untuk ber-one nite stand, di manapun dan kapanpun. Wanita tampaknya juga menerima kalau seks anonim merupakan kepentingan dan minat laki-laki. Hanya saja, mereka tetap tak habis mengerti di mana letak daya tarik seks anonim tersebut.

pesan sponsor

advert