TAJ MAHAL





Siapa pernah menyangka dibalik keindahan dan kesucian cinta yang tercermin dari Taj Mahal, tersimpan keangkuhan hati manusia? Atau, pernahkah kita menduga ketulusan cinta Shah Jahan kepada Arjumand Banu, Mumtaz Mahal sang Penghias Istana, harus ternoda oleh sisi gelap nan menyakitkan??
Tatkala Taj Mahal selesai dibangun, kesultanan Mughal justru terkoyak dari dalam istana. Perseteruan dua anak Shah Jahan, Dara dan Aurangzeb, dalam memperebutkan singgasana Merak kesultanan makin memanas dan mencapai puncaknya ketika Aurangzeb melakukan pemberontakan. Aurangzeb lalu memenggal kepala Dara dan menunjukkannya dihadapan sang ayah, Shah Jahan.
Maka berulanglah sebuah penghianatan terhadap hokum Timurid yang diciptakan leluhur mereka, Timur-i-leng : “jangan sakiti saudaramu, meskipun mereka mungkin layak mendapatkannya.” Ini tak ubahnya sebuah karma akibat Shah Jahan membunuh saudaranya, Khusrav, demi mengamankan kekuasaanya.
Novel ini menyajikan kisah Taj Mahal dari sudut pandang berbeda; dimana cinta dan kesetiaan berbalut nafsu angkara akan takhta. Melanjutka tradisi penggambaran indah Jhon shors dalam Taj Mahal: Kisah Cinta Abadi.

“sama menakjubkan dengan bangunan Taj Mahal yang dideskripsikannya”
-Sunday Observer-

“Novel yang sangat memukau..”
-Asia Magazine

pesan sponsor

advert