Di Atas Sajadah Cinta adalah judul buku yang diambil dari Judul Cerpen pembuka dari buku antologi cerpen ini yang ditulis oleh Habiburrahman El-Shirazy. Kisahnya begitu mengharukan, tentang cinta antara Zahid, pemuda Kufah yang sholeh dengan si jelita Afirah yang hidupnya penuh dengan glamoritas. Zahid melamar Afirah pada ayahnya namun ditolak karena Ayah Afirah telah menerima pinangan Yasir pemuda kaya raya namun berakhlak bejat. Keduanya begitu menderita. Afirah pingsan saat ayahnya menolak lamaran Zahid. Zahidpun jatuh sakit. Dalam suratnya pada Zahid Afirah menawarkan pada Zahid untuk memadu cinta. Zahid membalas bahwa sakit dan deritanya tak semata-mata karena rasa cintanya pada Afirah. Sakitnya juga karena dia enginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan dan diridhai Allah.
Bersama suratnya, Zahid menyertakan sorban. Sejak menerima surat Zahid Afirah meninggalkan semua gaya hidupnya yang glamor. Ia berpaling dari dunia dan menghadapkan wajahnya sepenuhnya untuk akhirat. Sorban putih pemberian Zahid ia jadikan sajadah, tempat dimana ia bersujud, dan menangis di tengah malam memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Siang ia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih itu ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Keduanya benar-benar larut dalam samudra cinta kepada Allah SWT, Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di Masjid Kufah.
Beberapa bulan kemudian Zahid menerima sepucuk surat dari Afirah:
Kepada Zahid,
Assalamu’alaikum
Segala puji bagi Allah, Dialah Tuhan yang memberi jalan keluar hambaNya. Hari ini ayahku memutuskan tali pertunanganku dengan Yasir. Beliau telah terbuka hatinya. Cepatlah kau datang melamarku. Dan kita laksanakan pernikahan mengikuti sunnah Rasulullah saw secepatnya.
Wassalam,
Afirah
Subhanallah, Kang Abik memang ahli dalam meramu tulisan fiksi Islami. Setelah sukses dengan beberapa buku best seller-nya, ayat-ayat Cinta, Kang Abik juga merangkai kisah-kisah penuh makna dalam buku Di Atas Sajadah Cinta ini. Didalamnya ada 38 Cerpen. Cerita-cerita di dalamnya sarat hikmah, menyentuh. Semoga Di atas Sajadah Cinta, menjadi Kisah-kisah teladan Islami Peneguh iaman dan penentram jiwa, seperti tertulis di sampulnya. Buku ini layak dibaca siapa saja yang ingin menggugah jiwa dan nuraninya.